Bakal Sita Harta

Penyidikan kasus dugaan penipuan dengan skema ponzi Dream for Freedom (D4F) berlanjut. Setelah menahan pemilik D4F berinisial F, Bareskrim sedang mendeteksi aliran dana para korban yang kemungkinan dilarikan, Lembaga yang dipimpin Komjen Ari Dono Sukmanto itu berupaya untuk bisa mengembalikan aset para korban

Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Brigjen Agung Setya, mengatakan, saat ini korban penipuan D4F tersebut mencapai 5-7 ribu orang. Tentunya, jumlah uang dan aset akan sangat besar. “Lalu, ke mana larinya semua itu,” terangnya

Tentu saja, penyidik Bareskrim berupaya mengetahui aliran dana tersebut

Apakah menjadi aset bergerak atau tidak bergerak. “Kami berupaya mengejarnya, tentu agar bisa dikembalikan pada para korban,” tegasnya ditemui di kantor Bareskrim di kompleks gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan, kemarin

Menurutnya, untuk menelusuri aliran dana itu perlu dilakukan audit terhadap perusahaan investasi bodong tersebut. Harapannya, dalam waktu dekat semua itu bisa diketahui. “Nanti akan dilihat semua,” jelasnya

Bahkan, harta dari pemilik D4F juga akan dicek, apakah ada yang berasal dari penipuan tersebut. Kalau ada, tentu Bareskrim berupaya untuk menyitanya. “Ya, semua harus dikembalikan,” paparnya

Agung menjelaskan, sebaiknya masyarakat jangan mudah tergoda dengan investasi yang menawarkan keuntungan menjulang. Seperti D4F ini yang menawarkan keuntungan 1 persen setiap hari. “Sistemnya juga harus dipelajari,” tuturnya

Cara yang paling mudah, tentunya memastikan legalitas dari perusahaan tersebut. Dia menjelaskan, pastikan ada izinnya atau tidak dari pemerintah. “Kalau tidak ada izin peluang penipuannya makin besar,” ungkapnya

Jenderal bintang satu tersebut menuturkan, korban penipuan D4F tersebut mencapai 7 ribu orang. Saking banyaknya korban, hingga saat ini penghitungan kerugian masih dilakukan. “Terus dihitung kerugiannya,” ujarnya

Sebelumnya, D4F menjalankan skema ponzi dengan modus memberikan keuntungan 1 persen per hari yang bisa diambil setiap 15 hari.

Ada beberapa paket investasi yang digunakan dari silver hingga platinum. Jumlah investasi yang ditawarkan dari Rp1 juta hingga Rp30 juta

Untuk memastikan Fili memang telah ditahan, seorang member yang jadi korban D4F asal Sumsel, Em, warga Plaju berangkat ke Jakarta. Sejak Minggu (23/10), dia bersama suami dan beberapa korban lain sudah berada di ibu kota. Tepatnya setelah mendengar kabar tertangkapnya Fili Muttaqien oleh Bareskrim Mabes Polri

Ia berencana menemui langsung Fili. Tujuannya agar owner D4F itu dapat mengembalikan modal yang ia tanam bersama anggota di bawahnya. Kerugian mereka mencapai Rp6 miliar

Sayangnya, hingga kemarin, Em dan rombongan tak juga ketemu Fili. “Saya sudah ke Polda Metro Jaya, ke tahanan.

Katanya tidak ada yang namanya Fili,” ucapnya. Em mengaku akan terus berusaha menemui Fili dan mendapatkan kepastian pengembalian uang yang sudah mereka investasikan

Para korban lain yang tergabung dalam Pelopor Gerakan Mabes (PGM), masih berada di Jakarta. Mereka belum puas hingga para founder Dream for Freedom (D4F) lain ditangkap menyusul Fili di tahanan Mabes Polri

Para founder yang dimaksud adalah Derrick Adhi Pratama, Adhari Mudhlim, Angga Purwa Nugraha, Fajar Wirasmoyo, Febriansha, Hendri Liu, Juliandri, Michael Tan, Filbert Halim, Christopher Chiam, Muliadi Sakti Rajasa, Rico Artha, Sandra Cicilia Gondo Widjoyo, Surya Husandy Parnata, Vinsen Fernando, dan Yanis Dahlia

Koordinator PGM, Andhika Tandya menyebut, Selasa (24/10), para anggota PGM akan mendatangi Mabes Polri. Mereka akan memberikan imformasi nomor kontak para founder ke penyidik Bareskrim Polri

“Harus ditangkap semua para founder itu. Mereka terlibat,” tegasnya. Mereka yang tergabung dalam PGM bukan hanya sekadar kopi darat sesama korban. Tapi juga punya strategi untuk mengawal kasus ini

Anggota PGM, Irfan (40) menilai sudah seharusnya Fili dihukum berat. “Secara nasional, korbannya banyak sekali. Jumlah uang para korban D4F tembus Rp1,3 triliun,” bebernya

Irfan anggota PGM asal Bogor mengaku berinvestasi di D4F sejak Desember 2015 lalu. Dana yang sudah dia keluarkan sebesar Rp80 juta

Dia ikut D4F berawal dari presentasi D4F oleh Fili di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang pada 2015. “Saat itu, saya tertarik. Tapi, masih belum yakin,” kata Irfan

Lalu, pascapresentasi di ICE BSD, Irfan mengaku mendapatkan buku berjudul “Perubahan Besar”, bergambar Fili Muttaqien

Dia bertambah yakin ketika melihat sejumlah posting-an foto, termasuk foto-foto di buku “Ada foto Fili bersama Pak SBY dan Ibu Ani. Juga foto bersama Wapres Jusuf Kalla. Saya jadi percaya betulah. Sekarang semua terungkap kalau itu penipuan,” tukasnya